Fasilitas publik dan penyedia layanan jasa publik, merupakan penunjang untuk kehidupan masyarakat sehari-hari. Tentu tempat-tempat publik tersebut juga menghasilkan limbah yang perlu dimanajemen agar tidak mencemari lingkungan. Begitu juga dengan rumah sakit. Limbah rumah sakit sendiri ada banyak jenisnya dan berbeda – beda pula cara manajemennya.
Apakah yang dimaksud dengan limbah rumah sakit? Banyak pengertian dari limbah rumah sakit, yakni: semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Ada pula yang mendefinisikan limbah rumah sakit sebagai semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis. Limbah rumah sakit yang berasal dari medis terdiri dari: limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Termasuk di dalamnya yakni limbah infeksius merupakan limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Tidak hanya yang dihasilkan dari kegiatan medis, dikenal pula limbah padat non medis yang merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Penilaian limbah padat non medis dilakukan untuk memilah limbah padat non medis antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu pemilahan juga dilakukan untuk memilah antara limbah basah dan limbah kering
Limbah padat non medis juga memiliki kontainer atau wadah dengan kriteria – kriteria yang harus dipenuhi pula yang dimaksudkan agar limbah non medis tidak mencemari lingkungan sekitar. Kontainer limbah nonmedis terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. Wadah juga harus memiliki minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang penganggu. Setelah diangkut dari wadah, selanjutnya, pengelolaan limbah padat non medis berlanjut dengan menaruh sampahdi penampungan limbah sementara menggunakan troli tertutup.
Penampungan limbah non medis berada di tempat penampungan sementara yang dipisahkan antara limbah yang masih dapat dimanfaatkan kembali dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Tempat penampungan tersebut harus memiliki syarat yakni tidak boleh menimbulkan bau yang tidak sedap, dan sebagai tempat wadah bersarangnya lalat, serta dilengkapi saluran untuk cairan lindi. Selain itu, tempat penampungan sementara harus kedap air, memiliki tutup yang baik, dan harus selalu tertutup bila sedang tidak diisi, sehingga memudahkan untuk dibersihkan. Lokasi penampungan limbah harus mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut limbah padat dan dikosongkan serta dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.
Manajemen pengelolaan limbah padat non-medis RS Panti Rapih ini dibuang di TPA Piyungan, sedangkan untuk pegangkutannya, rumah sakit bekerjasama dengan pihak swasta. Proses pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truck tertutup sehingga meminimalkan risiko potensial terhadap masyarakat dan lingkungan di daerah pemukiman. Proses pembuangan adalah open dumping dengan frekuensi pengangkutan setiap hari satu kali pengangkutan. Pelabelan dan warna tempat sampah di rumah sakit sudah disesuaikan dengan jenis limbah medis maupun non medis, akan tetapi pada prakteknya, masyarakat terkadang tidak mencermati hal – hal tersebut sehingga kadang ditemukan sampah – sampah yang salah letak atau tidak pada tempat seharusnya. Berikut ini merupakan contoh jenis limbah umum yang salah letak di RS Panti Rapih: sisa makanan masuk ke tempat sampah medis, tissue masuk sampah medis, gelas air mineral masuk sampah medis, botol minuman masuk sampah medis/botol, kertas masuk sampah medis, kardus bungkus obat.
Tanggung jawab pengelolaan limbah rumah sakit memang menjadi tanggung jawab dari pihak rumah sakit, tetapi membantu dan mendukung hal tersebut merupakan kewajiban bersama para pengguna fasilitas kesehatan rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar tercipta lingkungan sehat di rumah sakit yang dapat menjadi pendukung kesehatan pasien dan kesehatan bersama.
disusun oleh: Bayu Nuriyanto Aulady, AMKL (Penanggung Jawab Fasilitas Lingkungan RS Panti Rapih Yk)
92%92% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
8%8% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Keywords: Limbah medis, limbah non-medis, pengelolaan
Rumah Sakit Budi Agung sebagai fasilitas pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis dan non medis. Diperkirakan jumlah timbulan limbah medis dan non medis meningkat pada saat pandemik covid 2019. Menurut data timbulan limbah padat Rumah Sakit Budi Agung tahun 2019 ditemukan berat terendah sebanyak 710 kg dengan jumlah wadah plastik sebanyak 30 buah, kemudian tertinggi dengan berat 3.001 kg dengan jumlah wadah plastik sebanyak 100 buah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pemilahan dan pewadahan limbah padat medis dan non medis di Rumah Sakit Budi Agung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan sebagai sampel dalam penelitian sebanyak 4 orang, penarikan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan informan terkait pengelolaan limbah padat medis belum sepenuhnya sesuai. Penggunaan APD yang tidak sesuai dalam pengelolaan limbah padat dapat menyebabkan peningkatan penyebaran covid dalam lingkup Rumah sakit, selain itu penggunaan disinfektan dalam pembersihan troli sebagai pengangkut limbah padat sebagai pencegahan terjadinya kontaminasi penyebaran covid-19.
Amrullah. (2019). Analisa Pengelolaan Limbah Medis. Jurnal Husada Mahakam, IV(8), 453–464 Arisma, Nova (2021). Gambaran Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Hi Muhammad Yusuf Kalibalangan Kotabumi Tahun 2019. Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 15, 85-91. Damanhuri, 1994, Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah. Program studi teknik lingkungan, FTSL, ITB. Bandung. Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta Ismayanti, A., Amelia, A. R., & Rusydi, A. R. (2020). Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Window of Health : Jurnal Kesehatan, 3(1), 73–85 Jawawi, Kusumastuti I, Kustomi ER. Analisis Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Umum Daerah CibinongTahun 2021. Dohara Publ Open Access J 2021;01:84–92. Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI Nurwahyuni, TN., Fitria, L, Umboh, O., Katiandagho, D. (2020). Pengolahan limbah medis covid-19 pada rumah sakit covid-19. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol.10,No.2.,pp.52- 59.https://ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/jkl Prasetiawan, T. 2020. Permasalahan Limbah Medis Covid-19 di Indonesia. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Vol.XII, No.9/I/Puslit/Mei/2020: 13- 18. puslit.dpr.go.id. Putri dan Aldilla. (2020). Studi Tentang Pengelolaan Limbah Medis di Rumah Sakit Sahabat, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Mitra Manajemen, 4(11), 1558– 1572. World Health Organization. The World Health Report (2010).
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ�WÛnÛ8}7àà£TÀ4ï’Š¢€k×—dcE‘öAMÇÛÄé&ÎCþ~g(Ékºu!Ïœ¹pfؼì6÷ùíŽ|úÔìvùíÃêŽÜô‡Ï»ÝóÓ�~öþ{Õ¿Ê×›m¾ÛZªNwS™¸¼¼ º)n*D¡#sbDLu…8¹Ì0È‚" Î'¨Û"cy Éñs,¨‘.†—•9ÅJ F°W3Ó1j‰¨I“¸ b| Q¢‰`7s*¢6ˆIKŽÒ0Ê[!òÆ´°w¯×$D*ŽCé^?Êoe`’l ~.sOgãÁE“«“]íàù)roænÚ2†Æ� yD•®Ø†q�¿ Ë÷œdoaÏ�$úJÆ�8>…\›ü!ìi‡‰cS•¸¸›-®Ø�;;äÿ¼ýBì|kw4nã×U(ƒŸø˜¯ó y {"È+A8!ß½¯ß-Á|È®°(;„T�¤¸‘VY&©©H= X~7„ä)wåªIueèH ’}ãqËTð`U^ãícþBöUZ¤)K\´Â“^~‡·à(tâ�uÀP{!ÖB¥‰§h¸Â k´æ/|k�·.g|`ö€Î »Z\Ú@JE†ê#RHÀJø6‚HŽ�»ÊÉuŨܲ"NhÜ¥®ÚT( k‡¢Zæaí O– É4– �5H–�—MyÈaÎÜÇÕÃǦéRáu¦ûÙ6–�ú†H0- BrÐaœ|›w©ˆÆ‡³pr½ï²1™åPûy•Dz˜f‡YÔ¶z{ƒº„S)È˪۹ÿp¡ †t8[ŒS–9Y ….|Ãtg¡Ò¼Ò·1%pÁFٻЂ!ô<‘ AíÌÕ(‰ƒ ?†nð…¬T1¥©á Ž0ýF‰›·‡–@·j xR×)M=�"ÚjŸ æ1‡6(�eu©lâçJS¹oìRÛÄ¢³3hKuáò}7:I�qÓlþ²ýÛkÈ¿)FÃ'§6â'£Ý.Ÿ—ݼm´Ó…ý
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Resources << /ProcSet [/PDF /ImageB] /XObject << /Im2 2 0 R /Im1 3 0 R /Im0 4 0 R /Im4 5 0 R /Im3 6 0 R >> >> /Rotate 0 /Type /Page /Contents 7 0 R /Parent 8 0 R /MediaBox [0.0 0.0 580.0 806.0] /CropBox [0.0 0.0 580.0 806.0] >> endobj 7 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 220 >> stream xœ=Ð;nÐ~OÁBøЧI™3¤HeE¾ÖÞ¸CH< s?¬›Þ„È´"a©@€,-"Ú¤ål’Þî„ Þ@éûv¼Þ„>~�¯ã~hWÎLä Z4NP}=Ôà�f|ÈÍX0Ù¢¤&\S‘Ñ©ÿ$†U÷"õugÌ™PÐ$UNÛ,ád–×J„OB:í핱ØjÁçÏò˜¢Œ{åëáu TÒœn[Ìåù¿·—M?GT¿ÊZ·*b$HYŸR*Úâ,{ƒ ÅÚÙµ-^`<Á?ÞpQ endstream endobj 4 0 obj << /Subtype /Image /Filter /DCTDecode /Width 400 /Height 64 /Length 5542 /BitsPerComponent 8 /ColorSpace /DeviceGray >> stream ÿØÿî Adobe d€ ÿÛ C $''''$25552;;;;;;;;;;ÿÀ @� ÿÄ Q !1A"Qaq2�‘¡Bð±ÁÑRbr#ñ3á‚’¢$ÿÚ ? ú >ÍÛŽ \W`q«ÄHmbP©´ù¨øÕÿ j~NÏÛu>ÿ û¥LôÌXtµqNåÙ-„Üf+‚ëUdá2ã¡Ž½ê«·gŠ»Ê{‡,�I‚è³,ÂÑq�ÇSÞªìm¼mzBk•.^ 9Ú`ùµ Ž±Ú�¾Ìtia/¬(LK`:øˆ™·¤|g nm:ßzàÊ,>{–°ƒ4ï«K݆ Úƒ$ »œÄH˜8ô�qõè¿(i´FÉ) ™WÐOOº»9ªÏÃÚU3pŒÈ…CK€JØÛEøã#‚ûvò!f”cò*,>›6ì>ꢸ٩ŒH¹ñœ†2ÇoXú¤S¢n<�s1X°+ÿ )Ǿ=cá\ºŽÅYÄî0Ù‡ˆ X¶Yòi‰Ÿ«©Ð‹Ê]lG!“añ;—²>Ò)_ûV-zÍzNþ/g+Qÿ �Rmš›fã°ÛÉYÀ�~—‘]œDÇk6Kù9a¶:ÅÌÜÂ×eQEQEÃÍA¿�š|–uíS±%Iö¬I!¤W.Ý\”Úu†!Yv *×¾O6QüésîH)íIÒš÷kÄ¿› ØÇëòù×QfeYHbÞ©$‚ßñÉ,fÍòý«6âþò�@J{‡¸7³o�hãé÷ŠÊ6Pä:Jfò½Åý*-´®¶ÒJ6ÄÔ¬DfÊ cþ êzÕþ/y´ÂÌ“#«ÆÂz÷ÈöW§EW8©dRH|…ÄŒÒ)yXP§<½ÒÙ• ä�X‘]ZRjUшÖ,¡ (‚*”Q\¿¸&�œxÚƒ)?äˆøúT4qô.ÇÑ¥Jê ª²d¤�’e—¢Ç ŽÀRÙ9‡Cm ´‘¿Û_#|Wü²P#å·…+¡x;vk {fC‹©p« éøSo]a.û䘱õ°µw¦ô}#x•VPÞ@© ‰¸=:Ö&Õݨ°·U#¸ •6ùŠ˜}
%PDF-1.4
%âãÏÓ
296 0 obj
<>stream
hÞ´[]o\7’ý+÷q÷a$V‘Å `ÇlVɬgŸÃèq:Ž6Šèÿû9§H)R»ûöÕMH»;bÝÃ"YU—¬:”4…Il’�'Á&“”I_uŠ1OQ¦XËuJÚð—)Õ4Å4™¢Í&«q‚TÎh+S ø¿:ÃW›*þ/…©&›’L(I§”§VdJ Ý
dн »„þUñÿe’–Ña�4È5|W™,L*%NÐQ5¨0i4|ÇI-çÉÒ¤%ÔÉlÒjm²´†ÙÀ2„©râì`Ö³P0mƒ.˜·€Á¨¢P¾Tt‰™/P©ˆbþ
e0t+OìÂЦ¼X3L, 0ùPœ]ˆ”Æç Ù0)µr ‡G$ØÔ°å0¤ªÐ§A4b¾DÛ¾Ñ9¡
“Þ �1?Jåxð*å�WñG lÐFØ ™,°$þbœS ?*…ÑW‹–Ö¦QT°@Û«øQø8;…æ"½j¡] [â`\þ…
`JDh>!³ÍÜ�ؘ©ƒ‹±'-lT‹Îµ†>°EÑ@…(GKVÝô¨›ñõ.TQÙGĈÒHCak¦Z0>q•øZùƒ¨"–Db Ž|‚Hb;Ü:¶„)°À™ðËŸ`˜rüb�ŽÀQi ~d?âO°Ár
ÜzÃ0ÅGar’¨Y‚±s¸j‘ÞCñ¿,¤é?ÔSÉ¡j¡Ç$ŽkÃ�j…orœZ1vŽajÐ`¾dŒ �?à(Ê>"×ÖcG„Êø¥ü³¡WcÄ007Ž˜`’B÷�F€˜zà[”ó±S&qì…&”Ømå˜�½ÕzÀŠTÎW$6®8-(Q=1>8?"æˆSb>[´®H®g+)øwD:üÊÔ,™+æ/Îo¢åÑîR"~f‰(™}ÐsÄWÄ8ÊÌ>2',³�Bk¡§¤RjÙGþb•x\CÔÔǨB~±Ì>ÆL(®é6 =ç!¿8/ü»E®ŠÏRähè5–±�ÄqÑ}
Ýáû0ÚmÑ2VPè–iQœË|®²�µ>‡œOÚ"<ÿ6öQiÓÍg“½5öÑüoœ/}*ûˆß<>"Æ”ìš7Î’r|^ÕhÄ�¿ çß
›ëqum<øšøì#ùìCŸ<6d®^)\'¾L‚¯|î‹/N¿ºØÜÜ|·ù
žñjüþôŒ¯Gþx½¹Þ^Þþp½ÝNôù§úÇö÷Û³í'D‹Óï¯.¶ ?÷ç߶§on¯ï>¸ä÷WW·_~‰žÎøÂ¥À·›Ë�ÿ±½üÛÿ¾ùÏÓ×°ÿã›ÓWWî~|~‹€†¿ó¥é_Ö¿Á½Šß1¾ßÆÌ‹ëÛóÛ{WœouÿÒþÕŸŽ:vÌØû‹ã�Öûý«?žúã½sï4�NßÜ^]ò.¿Â$Žµõ›ú8 ó�«ë_7˜ÂÍÇëÍo?¿¹ý4´ì�,—<›ÒÒ¯?Nö×v1mÜøXË»ý]m~ݼ½½¼»8¿ñ_àórs³½8¿Ü¾ùùü§Û)ždZïé·øËmÏ?þ|‹NÿëÿéêËŒ�d ÷exŒþæ·Íå#u+¾Û/%€ê^5ÿûîúîfs¹÷‰ö¬'¿e%—J–¿XÒWëåÕïoK>Á»“[½|.‹ž0lbG{R,½{XÓ×›[ºçéË‹«¿øêµø‡<šÃ¯Ï?Þ]ït” ˜ðÉè1ã]gAOï°/<Á&ñXGéXGgoÓˆÝS÷_ëþkÝû¯u÷·îþÖ
Ýz°ŽbÅ:Jî(¹£äŽ’;Jî(¹£äŽ’;Jî(¹£”ŽR:Jé(¥£”ŽR†Óu”ÒQJG)¥v”ÚQjG©¥v”ÚQjG©¥v”ÚQZGi¥u”ÖQZGi¥u”ÖQZGi…âþ-ã[Çwßi|Ûøá;”ñ]Ç÷À“�'Ož